Senin, 19 Maret 2012

Tahap-tahap Pembuatan Media Usaha Kecil Jamur Merang

Dalam pembuatan media budidaya jamur ini diperlukan tahap-tahap untuk digunakan sebagai tempat penanaman jamur merang. Tahap-tahap tersebut dapat disampaikan sebagai berikut ini:

Bahan-bahan seperti bambu, tali dan paku yang digunakan untuk membuat kerangka media jamur merang. Bambu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kerangka seperti yang terdapat gambar dibawah ini, kerangka ini dibuat dengan lima susun (berlantai lima ), jarak antar lantai tingginya 1 meter, sedangkan ukuran kerangka bangunan ini ialah: panjang 9 meter dan lebar 6 meter.

Untuk sisi-sisinya dibuat tangga guna memudahkan dalam penanaman, pemanenan, dan perawatan jamur dalam masa-masa penaburan bibit jamur merang. Setelah terbentuk rangka, tutuplah kerangka tersebut dengan plastik hingga rapat, dan buatlah masing-masing sisi dan masing-masing lantai beberapa jendela guna mempercepat proses pendinginan ruangan setelah dilakukan proses penguapan. Sedangkan bagian atas juga dilakukan penutupan dengan plastik. Setelah rangka tertutup semua dengan plastik, maka tutuplah bagian luarnya dengan daun-daun agar tidak langsung terkena sinar matahari. Masing-masing sisi diberi pintu, lebih jelasnya dapat anda lihat gambar disamping kiri. Pintu dibuat dua semua tertutup oleh plastik.




SUMBER @ http://usahakeciljamurmerang.blogspot.com

Langkah-langkah Pembuatan Alat Penguapan Jamur Merang

Sediakan tiga buah drum yang bagian atas diberi lubung memanjang, bersihkan drum-drum tersebut dari bekas-bekas oli ataupun bahan kimia lain, sehingga drum-drum tersebut betul-betul bersih.

Susunlah drum-drum tersebut berjajar, masing-masing drum diisi air sebanyak 3/4 nya dan buatlah lubang pada kerangka tadi agar uap yang dihasilkan dapat masuk ke dalam tempat budidaya jamur. Setelah diisi air drum-drum tersebut dipanaskan dengan kayu bakar hingga menghasilkan uap air.

Untuk langkah-langkah penguapan anda dapat menyimak pada artikel di atas.



SUMBER @ http://usahakeciljamurmerang.blogspot.com

Tahap-tahap Pembuatan Media Tanam Jamur Merang

Jerami sebanyak 200 kg di celupkan dalam kolam air sampai air meresap pada jerami-jerami, setelah meresap angkatlah jerami tersebut dengan disusun berlapis-lapis, jerami lapis pertama di gelar dan di atasnya ditaburi dengan dedak bersama kapur. Taruhlah jerami lapis kedua diatasnya dan taburi lagi dedak, sampai jerami yang yang berada di kolam habis.

Kemudian tutuplah lapis-lapis jerami tersebut dengan plastik rapat-rapat satu minggu dan hari ke empat kembali dibalik dan taburi bubuk dedak dan kapur. Setelah hari ke delapan pada pagi harinya jerami disusun dalam rak-rak yang telah disiapkan tadi sampai ke lima rak terpenuhi dengan jerami.

Langkah berikutnya masing-masing rak yang telah terisi jerami ditaburi dengan kapas hingga merata, taburkan bibit jamur dan serbuk pohon kawung diatas kapas-kapas tadi. setelah merata, semprotlah masing-masing rak dengan air secukupnya kemudian tutuplah kerangka bangunan tadi dengan plastik rapat-rapat. Setelah rapat benar uapilah dengan cara memasak air di drum dan uapnya di salurkan ke dalam bangunan yang sudah tertutup rapat dan suhu diusahakan berkisar 60 derajat celcius selama 2 hari pintu dan jendela dibuka lebar-lebar setelah beberapa saat masuklah dan semprotlah dengan pupuk jamur, kemudian tutup kembali tunggu selama 12 hari untuk memanen jamur-jamurnya.

Masa panen dari jamur-jamur ini adalah tiap hari dapat 3 kali panen, biasanya jam 4 pagi, jam 7 pagi dan jam12 dari bahan-bahan tadi dapat menghasilkan jamur merang sebanyak 1 kwintal per panen.



SUMBER @ http://usahakeciljamurmerang.blogspot.com

Bahan-bahan Pembuatan Usaha Kecil Jamur Merang

Usaha kecil Jamur Merang diawali dengan persiapan tempat dan bahan-bahan pembuatan tempat pembuatan Jamur Merang, mengingat tumbuhan Jamur Merang ini sangatlah sentitif terhadap cuaca maka tempat hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga hasil panen dari usaha kecil Jamur Merang ini sangat baik. Dengan dengan harapan hasil yang kita budidayakan ini bagus maka tentu saja anda akan meraup keuntuntan yang tidak sedikit, maka untuk itu mari kita perhatikan bahan-bahan yang kita gunakan dalam pembudidayaan Jamur Merang yang akan disampaikan berikut ini.

LAHAN UNTUK PEMBUATAN JAMUR MERANG

Dalam persiapan lahan ini tentu saja kita harus memperhatikan lingkungan sekitar yang mana, dilingkungan tersebut sangat mudah mendapatkannya. Lahan yang dipakai untuk pembudidayaan Jamur Merang ini berukuran 6 M X 9 M Lahan ini disyaratkan mudah mendapatkan air, jerami, bambu, dll.

BAMBU

Bambu yang diperlukan untuk pembuatan tempat penanaman jamur ini dibutuhkan sebanyak 250 batang bambu, diusahakan dipilih yang lurus dan tidak mudah keriput karena tempat ini akan dipakai untuk proses pembuatan jamur dalam jangka waktu yang lama sehingga menghemat biaya bahan baku bambu.

PLASTIK, TAMBANG, dan PAKU

Plastik, tambang dan paku ini dipakai sebagai bahan pembantu dalam pembentukan tempat proses pembuatan Jamur Merang. Plastik, tambang dan paku banyak dijual dipasar dan sangat mudah didapat.

DRUM

Bahan drum harus dari logam karena fungsi drum disini untuk pembuatan api guna pengasapan jamur saat setelah penanaman. Drum yang bukan dari logam tidak dapat digunakan. Bahan ini mudah didapat yaitu di tukang penampung drum bekas oli. Drum yang dibutuhkan sebanyak tiga guna mempercepat pengasapan.

JERAMI

Jerami ini diperoleh dari petani-petani setempat, fungsi dari jerami yang dimaksud disni untuk media penanaman Jamur Merang. Jerami yang dibutuhkan sebanyak 200 kg.

AMPAS KAWUNG

Bahan ampas kawung ini diperoleh dari para petani setempat, ampas kawung yang dibutuhkan untuk pembuatan media Jamur Merang ini sebanyak 1,5 kubik.

KAPAS

Kapas yang dibutuhkan untuk pembuatan media Jamur Merang sebanyak 3 kg, bahan kapas ini mudah juga di dapat, di toko-toko atau dipasar banyak pedagang penjual kapas.

DEDAK

Bahan dedak berfungsi sebagai bahan pembantu pembuatan media penanaman Jamur Merang, dedak dapat diperoleh di tempat penggilingan padi, dan diusahakan dedak yang lembut banyaknya yaitu 200 kg.

KAPUR

Kapur yang dimaksud disini adalah batu kapur yang dilembukan, tentu saja bahan ini juga tidak susah diperolehnya, kebutuhan batu kapur yang lembut sebanyak 30 kg.

KAYU

Yang dimaksud kayu disini kayu yang digunakan untuk pengasapan, jadi yang dimaksud kayu disini adalah kayu bakar guna pembuatan pengasapan. Banyaknya kayu bakar adalah 1,5 kubik.

MINYAK TANAH

Minyak tanah yang digunakan secukupnya guna pembuatan asap.

BIBIT JAMUR

Bahan yang satu ini adalah bahan pokok atau dapat dikatakan bahan utama yaitu bibit jamur, bibit jamur dapat diperoleh di toko penyedia pupuk, atau toko khusus bibit Jamur Merang. Bibit yang dibutuhkan sesuai dengan media yang dibuat disini adalah 25 botol.

Demikian bahan-bahan untuk pembuatan usaha kecil Jamur Merang, semua bahan mudah di dapat dan harganya terjangkau.
( Drs Agus Triprasmoro )


SUMBER @ http://usahakeciljamurmerang.blogspot.com

Cara-cara Usaha Kecil Jamur Merang

Usaha Kecil Jamur Merang adalah merupakan usaha yang sangat menjajikan dalam dunia bisnis kecil, dalam kesempatan ini anda kami akan memberikan suatu masukan ataupun cara-cara bagaimana membudidayakan Jamur Merang guna menambah pendapatan anda melalui usaha kecil Jamur Merang ini.

Tanaman jamur ternyata dapat memberikan nilai tambah yang tidak sedikit bagi peningkatan pendapatan, karena tanaman ini dapat menghasilkan manfaat dalam dunia masakan. Dewasa ini memang Jamur Merang sangat populer untuk diolah dan dijadikan bahan sayuran seperti sop jamur dll. Karena manfaat dari Jamur Merang mempunyai nilai lebih para petani, maka bagi para petani-petani atau para calon-calon usahawan kecil dapat membaca di situs ini.

Perlu diketahui bahwa usaha Jamur Merang ini sangat memerlukan suatu jiwa yang tekun dalam mengatasi masalah-masalah, pantang menyerah dalam usaha pemasaran karena adanya persaingan di pasar bebas, modal yang cukup untuk pembuatan media atau tempat membudidayakan Jamur Merang ini, pengetahuan yang cukup mengenai manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen pemasaran. Jika kreteria tersebut telah dipenuhi maka keberhasilan dalam membudidayakan Jamur Merang ini akan berhasil. Akan tetapi bagi para petani-petani di Indonesia akan sedikit kesulitan dalam memahami kreteria ataupun syarat-syarat tersebut di atas, dikarenakan faktor pendidikan yang terbatas.

Maka dari itu di situs ini akan diberikan cara-cara usaha kecil Jamur Merang baik itu dari segi persiapan, proses penanaman, sampai pemasaran, sehingga anda akan tahu bagaimana membuat usaha kecil Jamur Merang ini. Selanjutnya silahkan anda mencoba membudidayakan Jamur Merang ini guna meningkatkan penghasilan anda. ( Drs. Agus Triprasmoro )



SUMBER @ http://usahakeciljamurmerang.blogspot.com

Budidaya Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Jamur, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.

Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.

I. Pembuatan Kumbung

A. Penentuan Lokasi:

  1. Sumber jerami,
  2. Sumber air,
  3. Jalan.

B. Persyaratan Kumbung:

  • Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen,
  • Dinding luar menggunakan sterofoam,
  • Kumbung lebih baik ditempat.

C. Perbedaan Kumbung:

  • Kumbung Atas Lancip: bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah,
  • Kumbung Atas Datar: uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak.


II. Media

  1. Jerami,
  2. Kapur CaCO3,
  3. Dedak,
  4. Limbah kapas.

a) Jerami Mengandung:

  • Lignin,
  • Selulosa,
  • Silicca.

b) Alternatif Jerami:

  • Alang-alang,
  • Eceng gondok,
  • Batang jagung,
  • Kelaras pisang.

c) Alternatif Limbah Kapas:

  • Hampas Sagu,
  • Hampas Tahu,
  • Hampas Tempe,
  • Hampas Kapuk.


III. Pembuatan Kompos

  1. Lapisan Atas: kompos kapas
  2. Lapisan Bawah: kompos jerami


IV. Memasukkan Kompos

  1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
  2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
  3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam. 
  4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.


V. Pasteurisasi/Steam

  1. Lantai kumbung dibersihkan.
  2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
  3. Semua ruang tertutup.
  4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
  5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam 
  6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.

Catatan:

  • bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
  • bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.


VI. Penanaman Bibit

  1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
  2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
  3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
  4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
  5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
  6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit.
  7. Hari I: penanaman dilakukan sore hari.
  8. Hari II: pertumbuhan miselium diperhatikan.
  9. Hari III: -  Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
    • Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
    • Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
  10. Hari IV: mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
  11. Hari V: jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
  12. Hari VI: jendela di buka 30 °.
  13. Hari VII: jendela di buka 45°.
  14. Hari VIII: jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
  15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.


VII. Pemeliharaan Media

  1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam.  Untuk mengubah masa vegetatif menjadi     masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
  2. Temperatur ruangan 34-36°C.
  3. Temperatur media 34- 38°C.
  4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia, tumbuh  antara hari ke V – VIII.


VIII. Panen

1. Ciri jamur siap tanam:

  • Bila masih ada tonjolan, panen dilakukan keesokan harinya,
  • Bila bulat sudah merata, jamur siap panen.

2. Cara panen jamur:

  • Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan,
  • Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen,
  • Media tidak boleh terangkat.

3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):

  • Pasteurisasi tidak matang,
  • Dedak tidak matang.

4. Penyebab jamur pecah:

  • Suhu terlalu tinggi,
  • Terlambat waktu panen.

Bekatul

Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh sekam. Bulir adalah buah sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia sejati, seperti padi, gandum, dan jelai. Istilah bekatul terutama disematkan kepada padi, karena serealia inilah yang dikenal dalam budaya Nusantara. Namun demikian, bekatul dapat diperoleh pula dari jagung, gandum, milet, serta jelai.

Asal-usul bekatul secara anatomi adalah lapisan aleuron dan sebagian perikarp yang terikut. Aleuron adalah lapisan sel terluar yang kaya gizi dari endospermium, sementara perikarp adalah bagian terdalam dari sekam. Bekatul padi dapat dilihat pada beras yang diperoleh dari penumbukan. Proses pemisahan bekatul dari bagian beras lainnya dikenal sebagai penyosohan (polishing) untuk memperpanjang masa penyimpanan beras, sekaligus memutihkannya.

Kandungan gizi bekatul dikenal luas sejak ditemukannya vitamin B1 (tiamin) dari beras yang belum disosoh, yang bila dikonsumsi terbukti menekan frekuensi penyakit beri-beri oleh Dr. Eijkman. Kandungan gizi lainnya adalah serat pangan, pati, protein, serta mineral.



SUMBER @ http://id.wikipedia.org

Dadar Jamur

Bahan-bahan:

  • 1/2 bh bawang bombai, cincang halus
  • 2 siung bawang putih, cincang halus
  • 4 btr telur, kocok lepas
  • 100 gr jamur tiram, iris tipis
  • 1/4 sdt garam
  • 1/4 sdt lada bubuk
  • 1 btg daun bawang, potong-potong
  • minyak untuk menggoreng

Bahan Saus:

  • 1/4 bh bawang bombai, cincang halus
  • 2 siung bawang putih, cincang halus
  • 1 btg daun bawang, potong-potong
  • 4 sdm saus tomat
  • 2 sdm saus tiram
  • 1 sdm kecap manis
  • 150 ml air
  • 1 sdm tepung maizena
  • 1/4 sdt garam
  • 2 sdm minyak goreng

Cara Membuat:

  1. Tumis bawang bombai dan bawang putih hingga harum, angkat.
  2. Campurkan tumisan bawang dengan bahan dadar lainnya, aduk rata hingga berbusa.
  3. Panaskan 200 ml minyak goreng, masukkan setengah bagian campuran dadar. Setelah agak mengeras, putar agar dadar melebar. Masak dengan api sedang hingga matang, sambil dibalik hingga matang merata. Lakukan hal yang sama dengan sisa bahan dadar.
  4. Buat saus: tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum. Masukkan daun bawang, saus tomat, saus tiram, kecap manis, dan garam. Kentalkan dengan larutan maizena, aduk hingga meletup-letup. Angkat, hidangkan dengan dadar jamur.

SUMBER @ http://nasional.kompas.com

Penyebab Baglog Jamur Tiram Sulit Panen

** Permasalahan yang disebabkan oleh pembudidaya baglog jamur yaitu karena rumah/kumbung jamur kurang ideal untuk pertumbuhan jamur. Bisa dikarenakan desain kumbung  jamur yang kurang tepat, antara lain:

  1. Atap kumbung terlalu rendah, sehingga ruangan menjadi pengap/ sumuk dan akan mudah meningkatkan suhu ruangan. Artinya kondisi ruangan tidak memenuhi syarat tumbuh jamur.  Kecuali jika pendirian kumbung berada di bawah pohon yang teduh dan rindang.
  2. Kumbung jamur terlalu gelap karena tertutup rapat tanpa sirkulasi, hal ini akan menghambat pertumbuhan pin head/ bakal jamur. Pada masa pertumbuhan jamur pada baglog, butuh pencahayaan sebesar 10-15 %. Bukan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam kumbung.

** Sedangkan bagi pembudidaya jamur, perlu dilakukan perawatan baglog secara  rutin selama masa produktir.  Lakukan pembukaan pada bagian depan baglog, baglog yang dibuka adalah baglgo yang pernah panen minimal  1 kali, tampak seperti gambar dibawah:

Lakukan selalu peremajaan pada bagian baglog yang rusak/ kotor, yaitu dengan membersihkan bagian yang rusan sampai terlihat bagian baglog yang putih. Tujuannya adalah untuk memicu pertumbuhan bakal jamur lagi. Pembukaan seperti diatas bisa dilakukan bila kondisi suhu dan kelebaban bisa dijaga ideal, karena jika tidak (suhu lebih dari 28ºC dan kelembaban kurang dari 70%) akan menyebabkan terjadi penguapan yang tinggi yang mengakibatkan baglog menjadi kering. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pembukaan, anda bisa melubangi atau menyobek (sambil dilukai baglognya) seukuran 1×1 cm sebanyak 2-4 bagian pada sisi depan dan belakang. Hal ini bisa mengurangi penguapan yang tinggi.

** Pada proses pembuatan baglog jamur. Dari pengamatan dan studi banding yang telah kami lakukan, bahwa baglog jamur akan mengalami kesulitan pada pertumbuhan pih head/ bakal jamur pada awal panen dan pada pertumbuhan berikutnya dikarenakan serbuk kayu yang dipakai dalam pembuatan baglog masih belum benar benar lapuk. Hal ini akan menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakal jamur. Ada beberapa tanda dan akibat dari pemakaian serbuk yang masih mentah/ belum lapuk, antara lain:

  1. Pada permukaan baglog akan tumbuh daging berwarna kekuning kuningan ( ngoncom), dan akan tampak jika baglog sudah mulai dipenuhi miselium jamur.
  2. Keluarnya pin head/ bakal jamur sejak pembukaan pertama sangat lama, antara 3-4 minggu, padahal idealnya 1-2 minggu sejak pembukaan.
  3. Jarak panen dengan panen sebelumnya sangat lama, bisa jadi tidak panen lagi dan baglog akhirnya menjadi membusuk, padahal masih dalam masa produktif.
  4. Baglog tidak bisa berwarna putih pekat seperti tempe.
  5. Jamur yang tumbuh akan layu dan kering sebelum waktunya panen. Hal ini disebabkan penyerapan nutrisi pada baglog kurang optimal, karena serbuk yang belum lapuk akan sulit untuk diuraikan menjadi makanan bagi jamur.

Oleh sebab itu, usahakan agar serbuk kayu yang dipakai dalam kondisi melapuk, adapun cara untu melapukkan adalah:

  1. Biarkan serbuk kayu di tumpukan luar atau yang sudah dibungkus glangsing  selama minimal 3 minggu, agar terjadi pelapukan alami. Bisa dibantu dengan menyirami serbuk dengan air dengan tujuan agar resin/ getah kayu bisa larut ke bawah, sehingga pelapukan semakin cepat.
  2. Lakukan pengomposan/ fermentasi pada media baglog yang sudah diacampur dengan bahan lain dan sudah diraduk dengan air. Waktu pengomposan selama minimal 3 hari. Caranya, tutup rapat saduran tadi dengan plastik atau apapun yang bisa buat nutup.

SUMBER @ http://dyanwidyastanto.wordpress.com

Cara Inokulasi Media Tanam Jamur Tiram

Melanjutkan artikel yang berjudul Membuat Media Tanam Jamur Tiram yang kemarin telah kita bahas, maka pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang teknik inokulasi. Inokulasi adalah proses memindahkan atau penanaman bibit jamur ke media tanam (baglog) jamur. Kesalahan dalam inokulasi akan menyebabkan media terkontaminasi mikroorganisme.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui tahapan-tahapan inokulasi yang baik dan benar agar tidak terjadi kegagalan. Tahap inokulasi dimulai dari persiapan tempat, alat dan bahan, serta langkah kerja.

Tahap Persiapan:

  1. Media tanam (baglog) yang sudah di sterilisasi dan suhu media tanamnya sudah dalam keadaan dingin / tidak panas.
  2. Siapkan ruangan yang bersih dan tertutup rapat.
  3. Siapkan bibit jamur.
  4. Siapkan alat spray (semprotan) dan isi dengan cairan alkohol / spiritus gunanya untuk mensterilkan ruangan termasuk tangan orang yang akan mengerjakan inokulasi.
  5. Siapkan sendok kecil / sebuah alat yang dapat dimasukan dengan botol untuk mengambil bibit dan dipindahkan ke media tanam.
  6. Siapkan bunzen (kompor spritus kecil) untuk memanaskan sendok kecil, dan bagian atas botol bibit, dan juga untuk menjaga ruangan agar tetap steril.

Lankah Kerja:

  1.  Masukan media tanam yang sudah disterilisasi ke ruangan inokulasi, tetapi sebelumnya area ruangan tersebut dibersihkan.
  2. Bila media tanam masih dalam keadaan panas diamkan terlebih kurang lebih 1 x 24 jam atau sampai media dingin.
  3. Tutup pintu dan jendela rapat, usahakan dalam masa pekerjaan jangan sampai orang hilir mudik masuk ruangan.
  4. Sebelum bekerja, ruangan inokulasi disterilkan dengan menyemprotkan alkohol seluruh ruangan, termasuk kedua tangan, kedua kaki dan badan (prinsipnya semuanya harus dalam keadaan bersih).
  5. Setelah siap selanjutnya buka tutup media, kemudian masukkan bibit jamur secukupnya, masukkan dan pasang ring/cincin baglog, tutup dengan kertas koran dan ikat dengan karet.
  6. Usahakan pada saat proses inokulasi selalu dekat dengan bunzen (tempat api).
  7. Bibit jamur yang jatuh ke lantai jangan dipergunakan / dimasukan ke dalam media tanam, karena bibit tersebut sudah dianggap tidak steril.
  8. Setelah di inokulasikan, letakkan media baglog dalam rak-rak inkubasi boleh dalam posisi vertikal atau horizontal mana saja yang lebih menghemat tempat.

Dalam budidaya jamur memang perlu ketelitian yang luar biasa, mulai dari mempersiapkan bahan baku, proses sterilisasi, dan inokulasi. Karena kesalahan pada salah satunya maka akan berakibat fatal. Ya, karena kegagalan pada salah satu proses akan membuat baglog tidak menumbuhkan jamur tiram, malah jamur liar yang akan numbuh. Ini berarti akan mengakibatkan kegagalan atau kerugian.

Namun, tidak ada yang isltilah ‘gagal’ dalam usaha jamur tiram, karena keberhasilan dimulai dari kegagalan. Ya, karena dari sekian banyak petani yang berhasil membuat baglog sendiri, mereka mengaku pada awalnya mereka ‘gagal’. Bahkan ada petani yang mengaku pada saat pertama kali mencoba membuat baglog sendiri, gagal 100%.


SUMBER @ http://oemahjamur.blogspot.com

Membuat Media Tanam Jamur Tiram

Setelah mengetahui dan mempersiapkan Bahan Media Tanam Jamur Tiram, maka langkah selanjutnya dalam budidaya Jamur Tiram adalah mempersiapkan peralatan dan bahan pendukung dalam pembuatan media tanam Jamur Tiram. Peralatan dan bahan pendukung dalam budidaya Jamur Tiram biasanya mudah kita dapatkan dan harganya pun cukup terjangkau.

Apabila kita sudah bisa membuat media tanam (baglog) sendiri, insya Alloh akan menambah pengalaman dan juga menambah keuntungan dari bisnis Jamur Tiram yang sedang kita jalankan.  Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan:

Peralatan:

  1. Alat Sterilisasi, alat sterilisasi yang biasa digunakan adalah autoklaf atau drum bekas. Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme liar sehingga media steril dari jamur liar.
  2. Sekop, berfungsi untuk mengaduk campuran media sebelum dibungkus ke dalam plastik.
  3. Ayakan, berfungsi untuk memisahkan serbuk gergaji yang kasar dengan serbuk gergaji yang halus, juga berguna untuk memisahkan serbuk gergaji dari benda asing. Media yang kasar dikawatirkan dapat menusuk media saat proses pembungkusan.

Bahan Pendukung:

  1. Plastik, plastik yang digunakan adalah jenis plastik yang tahan panas, biasanya menggunakan plastik polipropilen. Plastik ini digunakan untuk membungkus campuran media sebelum proses sterilisasi pada autoklaf.
  2. Cicin, pemberian cicin atau ring baglog dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses inokulasi dan memudahkan jamur untuk tumbuh setelah tutupnya dibuka pada saat mesilium jamur sudah penuh. Cincin baglog bisa kita beli pada pengusaha jamur atau bisa juga kita ganti dengan potongan bambu atau pralon.
  3. Kertas, berfungsi untuk menutup lubang cicin yang sudah terpasang di baglog.
  4. Karet gelang, berfungsi untuk mengikat kertas dengan cicin (mulut baglog) agar saat inkubasi mulut baglog tidak terlepas.
Setelah peralatan dan bahan tambahan yang dibutuhkan terpenuhi, maka langkah berikutnya adalah proses pembuatan media tanam.

Proses pembuatan media diawali dengan memilih komposisi atau formula campuran bahan baku, bagi pemula mungkin akan kesulitan menentukan takarannya. Komposisi berikut semoga bisa membantu:
  • Serbuk gergaji 100 kg
  • Bekatul 5-10 kg
  • Kapur 0,5-1 kg
  • Pupuk TSP 0,5 kg
  • Gips 0,5-1 kg
  • Air secukupnya

Komposisi diatas merupakan komposisi yang umum dipakai petani Jamur Tiram, namun setiap petani Jamur Tiram biasanya mempunyai takarannya sendiri. Tiga bahan yang hampir selalu digunakan adalah serbuk gergaji, bekatul dan kapur, sedangkan untuk gips terkadang petani Jamur Tiram tidak memakainya karena fungsi gips hanyalah sebagai perekat dan sebagai sumber mineral. Jadi, selama kita bisa membuat baglog yang cukup padat, maka tanpa gips pun bukan suatu masalah, sedangkan sumber mineral bisa didapat dari kapur pertanian. Sedangkankan penggunaan pupuk TSP mungkin sekarang sudah mulai ditinggalkan, karena pupuk TSP merupakan pupuk kimia, sedangkan Jamur Tiram merupakan sayuran organik sehingga penggunaan pupuk kimia dinilai kurang organik. Jamur tiram dikatakan organik apabila bebas dari pestisida dan pupuk kimia.


Jamur tiram dikatakan organik apabila bebas dari pestisida dan pupuk kimia.

Namun, hal ini dikembalikan kepada petani jamur masing-masing. Untuk tambahan nutrisi kita bisa menambahkan tepung jagung, ekstrak toge, gula, dll apabila dirasa perlu dan memungkinkan. Setelah memahami komposisi campuran bahan baku, maka langkah selanjutnya adalah memulai proses pembuatan media tanam. langkah-langkahnya sebagai berikut:

Cara Langsung:

  1. Pencampuran, semua bahan baku (kecuali air) dicampur dan diaduk menggunakan sekop hingga merata. Kemudian beri air secukupnya. Media yang telah tercampur dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. 
  2. Pembungkusan, dilakukan dengan memasukkan media yang telah tercampur secara homogen ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir, atau bisa juga dengan menumbukkan media ke lantai. Setelah diisi media, pada bagian atas plastik dilipat.
  3. Sterilisasi, baglog selanjutnya disterilisasi dengan cara dikukus dengan kisaran suhu 80-100 oC selama 6-10 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan dasar yang digunakan dan banyaknya baglog yang dipasteurisasi. Setelah selesai, baglog didinginkan selama setengah sampai satu hari sampai baglog sudah terasa agak dingin.

Cara Kompos:

Perbedaan cara ini adalah setelah proses pencampuran dilakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-5 hari. Caranya adalah campuran bahan baku ditutup dengan karung atau semisalnya, dan lakukan pengadukan setiap hari agar proses pengomposan merata. Proses pengomposan ini dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh Jamur Tiram.


SUMBER @ http://oemahjamur.blogspot.com

Bahan Media Tanam Jamur Tiram

Teknik budidaya jamur tiram membutuhkan media tanam sebagai media pertumbuhan jamur tiram. Ada beberapa bahan yang bisa dijadikan sebagai media tanam diantaranya serbuk gergaji, jerami, sekam padi, alang-alang, daun pisang, tongkol jagung, klobot jagung, dan lain sebagainya. Namun, media terbaik adalah menggunakan serbuk gergaji dan sekam padi, karena ke dua bahan tersebut mengandung lignoselulosa, lignin, dan serat yang lebih tinggi daripada bahan lainnya. Bahan pembuatan media tanam jamur tiram yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Serbuk Kayu

Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan media tanam (baglog). Serbuk kayu mengandung beragam zat didalamnya yang dapat memacu pertumbuhan jamur tiram. Zat-zat yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh yaitu karbohidrat serat dan lignin. Jenis kayu yang paling baik dari jenis kayu sengon, kayu karet, kayu waru, dan kayu jati.

Syarat serbuk kayu dikatakan baik untuk media tanam diantaranya: (1) Tidak mengandung minyak dan bahan kimia lain. (2) Berasal dari kayu keras. (3) Kering, bersih, tidak bergetah dan tidak busuk. (4) Baru. (5) Tidak ditumbuhi jamur lain.

Kapur

Kapur yang dimaksud disini adalah kapur mati (gamping) yang apabila diberi air tidak lagi memuai atau panas. Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk mengatur tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu kapur pertanian (CaCO3). Kapur juga berfungsi sebagai sumber mineral.

Bekatul

Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2 juga terkandung didalamnya. Karbon (C) digunakan sebagai sumber energi utama, sedangkan nitrogen berfungsi untuk membangun miselium dan membangun enzim-enzim yang disimpan dalam tubuhnya. Bekatul yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan harus yang masih baru dan belum bau atau tengik.

Gips

Gips atau CaSO4 digunakan sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk memperkokoh media baglog. Dalam keadaan kokoh media tidak akan cepat rusak. Selain itu juga berfungsi sebagai sumber mineral. 

Pupuk

Pupuk yang biasa diberikan yaitu urea dan TSP. Pemberian pupuk dimaksudkan sebagai nutrisi pertumbuhan jamur dan dapat mempercepat pemanenan. Namun, akhir-akhir ini penggunakan pupuk kimia mulai ditinggalkan, karena penggunaan pupuk kimia diyakini menyebabkan jamur tidak lagi organik. Jamur dikatakan organik apabila bebas dari pestisida dan pupuk kimia.

Tambahan:

Selain bekatul, kita juga bisa menambahkan tepung jagung, ekstrak toge, air kelapa, dll sebagai bahan tambahan nutrisi. Dari referensi yang saya dapat, untuk budidaya didaerah panas, diatas suhu 29 oC sebaiknya pemakaian bekatul dan tepung jagung volumenya maksimal 10%. Sebab, bibit jamur sangan rentang terhadap bakteri termofilik yang bisa muncul dari 2 bahan itu. Namun, hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. (Oemah Jamur)


SUMBER @ http://oemahjamur.blogspot.com

Minggu, 18 Maret 2012

Lumpia Jamur

Bahan-bahan:

  • Kulit lumpia 1 resep -
  • Jamur kancing 10 buah, iris tipis -
  • Jamur kuping segar 5 lembar, iris panjang tipis -
  • Jamur shintake segar 5 buah, iris panjang tipis -
  • Putih telur 1 butir -
  • Minyak goreng 750 ml -

Bumbu:

  • Bawang putih 5 siung, cincang -
  • Jahe 1 cm, cincang -
  • Serai 1 batang, iris tipis -
  • Kecap asin 1 sdm -
  • Saus tiram 1 sdm -
  • Minyak wijen 1 sdm -
  • Bawang daun 4 batang, potong 0,5 cm -

Cara Membuat:

  1. Panaskan 2 sdm minyak, tumis bawang putih hingga harum.
  2. Masukkan bumbu lain kecuali bawang daun, aduk rata.
  3. Masukkan jamur kancing, kuping dan shintake. Masak sambil diaduk hingga bumbu meresap.
  4. Tambahkan bawang daun, aduk rata. Angkat dan biarkan uap panasnya hilang.
  5. Ambil kulit lumpia, letakkan adonan isi pada salah satu sisinya.
  6. Lipat sisi kanan dan kiri ke arah tengah, gulung. Rekatkan ujungnya denga putih telur.
  7. Panaskan minyak goreng, goreng hingga kuning keemasan. Angkat dan tiriskan.

SUMBER @ http://resepmasakanlengkap.blogspot.com

Nilai Gizi dan Mamfaat Jamur

Jamur mempunyai nilai gizi tinggi terutama kandungan proteinnya (15-20 persen berat keringnya). Daya cernanya pun tinggi (34-89 persen). Sifat nutrisi (kelengkapan asam amino)yang dimiliki oleh jamur lebih menentukan mutu gizinya. Jamur segar umumnya mengandung 85-89 persen air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 persen (berat kering) terdiri dari asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan phoshpolipida.

Karbohidrat terbesar dalam bentuk heksosan dan pentosan polimer karbohidrat dapat berupa glikogen, khitin dan sebuah polimer N-asetil glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur. Khitin merupakan unsur utama serat jamur titam putih.

Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin dan asam askorbat. Vitamin A dan D jarang ditemukan pada jamur, namun dalam jamur tiram putih terdapat ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D. Jamur umumnya kaya akan mineral terutama phosphor, mineral lain yang dikandung di antaranya kalsium dan zat besi.

Shitake juga dikenal sebagai bahan pangan yang mempunyai potensi sebagai obat. Jamur ini dilaporkan mempunyai potensi sebagai antitumor dan antivirus karena mengandung senyawa polisakaridayang dikenal dengan sebutan lentinan. Shitake juga dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan aktivitas eritadenin yang dimilikinya.

Kandungan asam glutamat pada shitake cukup tinggi. Asam amino tersebut berhubungan dengan cita rasa yang ditimbulkan sebagai penyedap makanan. Selain mempunyai kandungan asam glutamat yang tinggi, shitake juga mengandung 5 ribunukleotida dalam jumlah besar156,5 mg/100 gram.

Khusus untuk jamur kuping, di samping banyak sekali kegunaannya di dalam susunan menu makanan sehari-hari yakni sebagai pengganti daging, sebagai sayuran, dan sebagai "bahan pengental" (karena mempunyai lendir), juga mempunyai fungsi lain sebagai bahan penetral. Di dalam menu orang Tionghoa sejak dulu kala hingga saat ini, masih ada kepercayaan bahwa lendir pada jamur kuping dapat berkhasiat untuk menetralkan senyawa berbahaya yang terdapat dalam makanan. Karena itu, tidak heran pada jenis makanan yang terdiri dari banyak bahan pangan, selalu ditambahkan jamur kuping. Tujuannya, menetralkan racun jika ada dalam salah satu bahan tadi.

Jamur merang juga merupakan sumber dari beberapa macam enzim terutama tripsin yang berperan penting untuk membantu proses pencernaan. Jamur merang dapat juga dijadikan sebagai makanan pelindung karena kandungan vitamin B-kompleks yang lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial yang cukup lengkap.

Abon Jamur Tiram

Bahan-bahan:

  • Jamur tiram 1 kg 
  • Minyak goreng 500 ml 
  • Daun salam 2 lembar 
  • Lengkuas 1 cm, memarkan 
  • Santan 100-250 ml 
  • Air secukupnya 

Bumbu Halus:

  • Bawang putih 5 siung 
  • Bawang merah 7 butir 
  • Ketumbar 1 sdt 
  • Garam secukunya 
  • Gula pasir 2 sdt 

Cara Membuat:

  1. Rebus jamur selama 20 menit, Angkat dan tiriskan.
  2. Suwir-suwir. Iris tipis jamur. Sisihkan.
  3. Panaskan 2 sdm minnyak, tumis bumbu halus, daun salam dan lengkuas hingga harum.
  4. Masukkan jamur, masak sambil diaduk hingga rata.
  5. Tuang santan, masak di atas api kecil sambil sesekali diaduk hingga kering. Angkat.
  6. Panaskan minyak, goreng hingga kuning kecoklatan. Angkat dan pres/peras untuk mengeluarkan minyaknya. Dinginkan. Sajikan.
  7. Abon yang dihasilkan sebanyak 100 gram 

Tips: Untuk mendapatkan abon dengan serat yang halus, giling abon dengan grinder setelah benar-benar dingin.


SUMBER @ http://resepmasakanlengkap.blogspot.com